Indonesia adalah rumah bagi hutan dengan keanekaragaman hayati dan budaya yang paling penting di dunia. Salah satu hutan tersebut adalah Bandardewi, sebuah hutan keramat yang terletak di daerah terpencil di Kalimantan. Hutan purba ini menyimpan makna budaya dan spiritual yang besar bagi masyarakat adat Dayak yang telah hidup harmonis dengan tanah tersebut selama beberapa generasi.
Bandardewi bukan sekadar hutan bagi masyarakat Dayak, namun merupakan makhluk hidup yang berperan penting dalam kehidupan sehari-hari. Ini memberi mereka makanan, obat-obatan, dan bahan-bahan untuk membangun rumah mereka. Ini juga merupakan tempat yang penting secara spiritual, di mana ritual dan upacara dilakukan untuk menghormati leluhur mereka dan mencari berkah untuk panen yang baik.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, Bandardewi mendapat ancaman dari pembalakan liar, pertambangan, dan penggundulan hutan. Ekspansi perkebunan kelapa sawit dan kegiatan komersial lainnya yang pesat telah menyebabkan rusaknya sebagian besar kawasan hutan, membahayakan keanekaragaman hayati dan warisan budaya di wilayah tersebut.
Sangat penting untuk melindungi Bandardewi dan hutan suci lainnya di Indonesia tidak hanya demi komunitas adat yang bergantung pada hutan tersebut untuk mata pencaharian dan identitas budaya mereka, tetapi juga untuk lingkungan global. Hutan-hutan ini adalah rumah bagi beragam spesies tumbuhan dan hewan, banyak di antaranya tidak ditemukan di tempat lain di bumi. Mereka juga memainkan peran penting dalam mengatur iklim dan menjaga kesehatan ekosistem.
Melestarikan hutan keramat seperti Bandardewi memerlukan pendekatan multi-aspek yang melibatkan kolaborasi lembaga pemerintah, LSM, masyarakat lokal, dan pemangku kepentingan sektor swasta. Penegakan hukum yang tegas terhadap pembalakan liar dan penggundulan hutan sangatlah penting, serta mendorong praktik penggunaan lahan berkelanjutan yang menghormati hak dan tradisi masyarakat adat.
Selain itu, meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya melestarikan hutan suci ini sangatlah penting. Upaya pendidikan dan advokasi dapat membantu memobilisasi dukungan untuk inisiatif konservasi dan mendorong pilihan konsumen yang bertanggung jawab yang tidak berkontribusi terhadap kehancuran ekosistem yang berharga ini.
Kesimpulannya, melindungi Bandardewi dan hutan keramat lainnya di Indonesia bukan sekedar soal konservasi, namun merupakan keharusan moral. Hutan-hutan ini merupakan harta tak tergantikan yang memegang kunci bagi kelangsungan hidup masyarakat adat yang bergantung padanya dan lingkungan global secara keseluruhan. Dengan bekerja sama melestarikan sumber daya alam yang tak ternilai ini, kita dapat menjamin masa depan yang berkelanjutan bagi semua orang.